5 Supporting Roles Ter-Happening 2018
Ilustrasi oleh Yashika Asmi
Supporting roles tidak selalu mendapatkan apresiasi yang setara dengan jasanya. Ya, ya, memang ada kategori pemeran pembantu terbaik, tapi apa cukup? Hell naw.
Pemeran pembantu yang baik memiliki bermacam-macam peran, ada yang mengiringi pertumbuhan tokoh utama, menjadi pembanding, pembimbing, penyelamat, yang berkorban atau sekadar jadi teman. Secara langsung atau pun tidak, pemeran pembantu alias tokoh sampingan membuat tokoh utama menjadi lebih baik tau membantu tokoh utama mencapai tujuan.
Gimana dengan yang paling exciting?
Yang paling seru?
Yang paling nempel di kepala?
Gak ada cara lain yang lebih classy selain masukin mereka ke daftar Supporting Roles Ter-Happening 2018:
- Shuri
Black Panther punya beberapa supporting roles yang sejujurnya sangat sulit untuk pilih hanya satu. Semacam “aku cinta kau dan dia” situation; mau milih segen, ga milih takut nyesel.
Sejenak sempat memperhitungkan Nakia (yang di komik awal Black Panther malah jadi villain), notabene punya pengaruh kuat di cerita karena dia yang nilep bunga ungu super klinik Tong Fa..ng(?) cabang Wakanda untuk menyelamatkan T’Challa.
Nakia juga made sense sejak awal film: tidak tertarik duduk dan memerintah, lebih tertarik bawa perubahan dari bawah. Tapi, akhirnya pilihan jatuh ke Shuri.
Putri mahkota yang in-charge untuk semua perkembangan teknologi satu Wakanda (which is a big deal), macam Menteri aja itu si Shuri. Riset segala-gala dia yang pegang, Winter Soldier dia yang babysitting, Ross ditembak dia yang handle operasi. Vision sakit kepala, dia juga yang urus (wait itu kayanya di film sebelah.)
The point stand: Shuri got game.
Selain alasan di atas, Shuri dipilih sebagai Supporting Roles Ter-Happening karena alasan sederhana tapi fundamental: dia yang buat kostum baru Black Panther.
(Science savvy AND good fashion taste? Icing on a cake.)
Mengingat kematian T’Chaka dikarenakan bom yang datangnya tiba-tiba, tidak disangka-sangka dan T’Chaka tidak menggunakan armor kala itu, Shuri membuat armor vibranium super canggih berupa kalung, yang selayaknya Rexona, itu kostum siap “aktif melindungi setiap saat”. Supaya lain kali Sang Raja Wakanda (kali ini si Big Bro T’Challa) datang kemanapun dan press conference dimanapun, dia tetap aman. Shuri tidak mau apa yang terjadi pada T’Chaka terulang pada T’Challa.
Not on her watch.
p.s. Mungkin Shuri juga gadis sampul majalah science sampai mode di Wakanda. Issue Januari sampai Desember.
- Luis
Panikan, lawak, tapi cerdas. Luis punya kontribusi pada jalan cerita Ant-Man and The Wasp seperti halnya Shuri, meski kontribusinya tidak sebanding. Tapi yang membuat Luis menjadi Supporting Roles Ter-Happening 2018 adalah dampak yang ia berikan pada film Ant-Man.
Sentuhan komedi yang diberikan oleh Luis memberikan warna tersendiri bagi film Ant-Man. Di setiap adegan kemunculan Luis adalah momen ‘empuk’ untuk mengeluarkan jokes dan karena semua orang menikmati karakter tokoh Luis, semua akan tertawa. Running jokes Luis bercerita adalah sebuah aset bagi film Ant-Man dan juga Marvel, menunggu untuk digunakan di saat yang tepat. Luis macam produk-rokok-yang-ga-bisa-disebut-namanya, pokoknya kalau ga ada Luis, g arame.
Berbeda dengan kebanyakan film Marvel, Ant-man memiliki resep berupa film superhero yang ringan. Kesan ringan itulah yang akan hilang jika Luis tidak hadir sebagai supporting role. Luis juga memang belum muncul di Infinity Wars, tapi percayalah, ketika dia muncul, pasti ada saja kelakuannya.
- Nice
Buat yang belum nonton, harus nonton karena filmnya menarik, keren dan menghibur. Tokoh Nice adalah salah satu supporting role di film Hotel Artemis yang diperankan oleh Sofia Boutella. Nice pun bukan namanya, melainkan nama kamar yang dihuni saat bermalam di Hotel Artemis.
Plot Hotel Artemis cukup menarik. Tiap tokoh memiliki fungsinya masing-masing. Diisi dengan cast yang cukup mentereng (Jodie Foster, Sterling K. Brown, Jeff Goldblum, Zachary Quinto, Charlie Day sampai Dave Bautista). Hotel Artemis bercerita tentang suatu malam ketika semua kamar hotel penuh dan boss besar mafia Niagara datang terluka.
Nice merupakan assassin yang ditangannya segala benda tajam mulai dari pisau, belati, pisau bedah sampai pecahan gelas bisa jadi senjata. Nice ‘pura-pura’ terluka demi masuk ke Hotel Artemis karena memiliki misi sendiri: membunuh Niagara, boss kriminal yang diperankan oleh Jeff Goldblum.
Setelah menyelesaikan misinya, Nice bisa saja pergi meninggalkan Waikiki (Brown) dan si perawat, namun ia menjaga lorong demi membiarkan keduanya lari. Di lorong itu, Nice mengadapi belasan anak buah Niagara yang mengamuk.
Di beberapa film (Kingsman, Star Trek Beyond & Atomic Blonde) Boutella terus memerankan sidekick andalan yang tangguh dan menawan. Kini Boutella kembali memainkan peran damsel fights distress, dan kali ini di pihak yang benar: menghalau sekian banyak coro agar pemeran utama (si Perawat & Waikiki) bisa keluar dan melarikan diri. That’s, a supporting role.
- Ilsa Faust
Ethan Hunt adalah agen terbaik di dunia, menurut enam film Mission: Impossible. Namun di dua film belakangan, Rogue Nation dan Fallout, Ethan Hunt di beberapa kesempatan diselamatkan oleh sang enemy-turned-ally, Miss Musuh-Tapi-Mesra, Ilsa Faust (Rebecca Ferguson).
Menyelamatkan Ethan Hunt bukan perkara gampang. Ilsa kadang harus berenang nyelametin Ethan yang tenggelam atau masuk kamar mandi cowok dan bantuin Ethan baku hantam. Dalam Fallout, berkat segala jasa, usaha dan upaya, Ilsa akhirnya dapat 'reward'.
*Spoiler alert* Ilsa Faust di film ini teamed up dengan Ethan (lagi) dan memburu Solomon Lane (lagi). Sesampainya di TKP calon tempat peledakan bom, Michelle Monaghan yang memerankan Julia, cintanya si Ethan Hunt, ada di sana.
Setelah bak-bik-buk menyelamatkan dunia à la Ethan Hunt dan tim IMF, Julia ngobrol sama Ethan yang terbaring lemes macam anak SMP pingsan di UKS pas Upacara Bendera. Ada Ilsa di sana. Benji juga sih.
Lalu, Julia kasih kode kalau dia bahagia yang seolah memberi ‘izin’ ke Ethan (dan scriptwriter Mission: Impossible selanjutnya) untuk menobatkan Ilsa dari support jadi love interest yang legit. Sidekick jadi female lead. Di tambah lagi, mungkin memang lebih kece kalau Ethan Hunt berpasangan sama agen rahasia yang ga kalah tangguh…
Meskipun ada rasa-rasa bumbu Mr. & Mrs. Smith sih kalau gitu.
- Shank
Mungkin ada yang heran kenapa Shank dipilih. Tokoh yang diperkenalkan dalam film Ralph Breaks The Internet ini punya tampilan cool tapi tidak punya banyak screen time. Malah ada yang bilang ia terasa two-dimensional.
Padahal jelas-jelas ia animasi 3D. Orang-orang pada nonton di Tamagochi kali yang bilang dia 2D.
Alasan kedua (yes, kedua dulu) mengapa Shank dipilih adalah karena Gal Gadot pengisi suaranya. Subjektif, memang. Tapi alasan pertama objektif kok: Shank dipilih menjadi salah satu supporting roles Ter-Happening 2018 adalah karena perannya dalam dinamika pertemanan serta perkembangan karakter Vallenope & Ralph, which is the main plot in the movie.
Vanellope, seperti seharusnya seorang pembalap, sangat menikmati tantangan dan excitement dari sesuatu yang baru. Ralph tidak mempermasalahkan rutinitas, tapi memahami keinginan Vanellope. Meski pertemanan adalah involuntary reflex dan jelas keduanya cocok untuk berteman, Ralph tidak berbagi interest yang sama dengan Vanellope.
Enter: Shank. Si ‘sahabat’ baru yang berbagi interest dengan Vanellope: balapan, adrenalin, kebebasan. Shank menjadi sosok yang ideal dan teman yang baik karena dia tidak berusaha mengekang, tidak pula memaksa. Shank di mata Vanellope sama halnya Gal Gadot di mata kita. Perfect goddess vibe cem itu lah. Vanellope berusaha menjaga perasaan Ralph dengan menyembunyikan perasaannya, sementara Ralph yang merasa ditinggal jad bertindak atas dasar impuls belaka. Typical drama.
Tapi justru di situlah peran Shank menjadi sangat penting. Shank menjadi perwujudan kenyataan yang menampar Ralph dan seisi bioskop bahwa friends outgrow each other. Itu kenyataannya. Berkat kenyataan itu Vanellope dan Ralph belajar bahwa outgrowing each other doesn’t have to be the end of friendship.
Berkat Shank, Vanellope dan Ralph belajar bahwa pertemanan mereka tidak perlu serapuh itu, tak perlu pula erat-erat karena mereka, sebagaimana kebanyakan dari kita, nantinya akan pandai merelakan dan piawai dalam saling merindukan.
Gimana? Oke ‘kan? Atau kamu ga setuju karena jagoanmu ga’ masuk list? Ga perlu sungkan, ngomong aja di kolom komentar.
Yoga Arif is one of the survivors of French-Lit (yea it's lit) Studies at Universitas Indonesia. Working as a corporate slave since before his graduation, he changed his M.O. to a night poet with a day job, content writer/struggling author who is currently chasing a degree in the Art of Being Comfortable in Uncomfortable Circumstances. You can find him on Instagram or accidentally bump into him on Commuter.
" id="description">
Catherine Payne
Thank you for such an amazing and informative article! It’s useful to know how to continue small talk and eventually make it into a great conversation.
Ronald Chen
Catherine PayneThank you for your comment! I will publish more tips on social communication as well as some useful negotiation tricks so stay tuned!
Philip Bowman
Your tips helped me change my attitude to small talk, and I’m not avoiding them anymore. I hope to see more of such posts here in the future.