How To Love Your Dragon: Sebuah Review

 

How To Train Your Dragon: Hidden World menjadi penutup franchise yang satu ini. Yap, langsung straight up spoiler nih.

Hiccup, Astrid dan kawan-lawan kini adalah generasi penerus Berk sepeninggalan Stoick. Dibimbing oleh Valka, para Viking muda penunggang Naga ini meneruskan campaign mereka sebagai aktivis (lebih ke vigilante berjamaah sih) anti Dragon Hunter. Toothless, Night Fury yang sudah jadi Alpha Dragon, menjadi pemimpin para Naga yang berkumpul di Berk setelah dibebaskan oleh Hiccup dkk.

Villain kali ini adalah salah satu pemburu Naga legendaris bernama Grimmel, tampaknya masih satu angkatan dengan Stoick, yang terkenal sebagai pembantai spesies Night Fury.

(Grimmel dalam film How to Train Your Dragon 3 : The Hidden World)

Bicara animasi dan sinematografi, tidak banyak yang berubah dari film sebelumnya. Dreamworks' doin' a good work, sukses menyisipkan kelucuan bayi Naga dan indahnya konsep Hidden World. Humornya tidak fail, dengan highlight tokoh Ruffnut yang diisi suara Kristen Wiig.

Bicara naratif, How To Train Your Dragon: Hidden World (sebenarnya bisa disingkat HTTYD: Hidden World tapi penulisnya rajin ngetik) termasuk cukup apik: ada beberapa konflik yang dihadapi oleh Hiccup yang mewarisi tahta kepemimpinan Berk.

Hiccup, macam gubernur, dihadapkan pada masalah tata kota; Berk tidak mampu menampung semua Naga yang diselamatkan, ditambah berkumpulnya Naga di satu tempat membuat Berk jadi sasaran Dragon Hunter. Berhubung Stoick tidak meninggalkan Buku Besar Panduan Tata Cara Jadi Kepala Desa dan Hiccup tak punya waktu kuliah Tata Kota di Viking University, Hiccup mesti ambil solusi lain yang sesuai zaman: relokasi, karena tanah kosong masih banyak.

Kemudian ada masalah Grimmel (villain cerdas tapi ga’ terlalu berkesan) yang terus-terusan selangkah di depan, bahkan dengan cerdik menggunakan Light Fury untuk membuat Hiccup dan Toothless lengah.

Konflik terakhir ini menarik; Light Fury dan Toothless awalnya terlihat seperti konflik sampingan, namun berubah menjadi resolusi terhadap plot: hasrat Toothless untuk berkembang biak mendorong Hiccup menciptakan sirip ekor buatan untuk Toothless, yang serta merta pergi mengikuti Light Fury ke Hidden World. Grimmel yang melepaskan Light Fury secara tidak langsung menjawab persoalan yang dihadapi Hiccup dan Berk.

Side note: pada sadar ga' sih Light Fury itu literally 'Blue-Eyes White Dragon'? Mana Kak Seto Kaiba tolong konfirmasi.

Blue-Eyes White Dragon

(Night Fury dan Light Fury dalam film How to Train Your Dragon 3 : The Hidden World)

Melihat plot yang sedemikian rupa, tentunya membuat judul How To “Train” Your Dragon kurang relevan. Di film pertama, jelas Hiccup menjinakkan dan melatih Toothless. Di film kedua, mungkin kita semua termasuk Hiccup (dan Khaleesi?) mesti belajar dengan Valka yang hidup menyendiri bersama Naga-Naga di alam liar.

Film ketiga ini lebih terasa seperti How To “Love” Your Dragon. Jika mengingat kembali persahabatan Hiccup dan Toothless, meski tidak rela, adalah hal yang masuk akal bagi Hiccup untuk merelakan sahabatnya hidup di surga Naga Hidden World yang tak terjangkau manusia. Adalah hal yang tak terhindarkan bagi Hiccup untuk merelakan Toothless menyelamatkan spesiesnya (meskipun, kalau kalian lihat hati-hati di adegan Hiccup menyusup ke Hidden World, ada sosok Light Fury lain berada di kerumunan Naga). Adalah hal yang perlu bagi para Vikings membiarkan para Naga hidup sebagaimana mestinya. Valka telah menyatakannya juga: hidup berdampingan bersama Naga mungkin bukan solusi yang tepat.

How To 'Love' Your Dragon

(Hiccup dan Toothless dalam film How to Train Your Dragon 3 : The Hidden World)

Jadi? Jadi Hiccup harus lebih lihai mencintai Toothless ketimbang melatih Toothless, lebih mahir merelakan Naga ketimbang mengekang Naga, lebih pandai menerima ketimbang memaksakan. Dengan demikian, Hiccup menjadi pribadi yang lebih dewasa dan bijaksana, Toothless & Light Fury bisa melahirkan cute baby light and night fury, dan kita semua bisa sedikit lebih dewasa perihal merelakan apa yang dicintai. And that’s, how you love your dragon.

 

 


Yoga Arif is one of the survivors of French-Lit (yea it's lit) Studies at Universitas Indonesia. Working as a corporate slave since before his graduation, he changed his M.O. to a night poet with a day job, content writer/struggling author who is currently chasing a degree in the Art of Being Comfortable in Uncomfortable Circumstances. You can find him on Instagram or accidentally bump into him on Commuter.

Comments

Catherine Payne

Thank you for such an amazing and informative article! It’s useful to know how to continue small talk and eventually make it into a great conversation.

Ronald Chen

Catherine Payne

Thank you for your comment! I will publish more tips on social communication as well as some useful negotiation tricks so stay tuned!

Philip Bowman

Your tips helped me change my attitude to small talk, and I’m not avoiding them anymore. I hope to see more of such posts here in the future.

Send a Comment

NewsLetter

Keep up with our always upcoming product features and technologies.
Enter your e-mail and subscribe to our newsletter.