Panduan untuk Para Calon Filmmaker yang Bingung Mau Mulai dari Mana

(Acara Ngobrol Aja Dulu #2: The Movie Agent. Happening Films)

 

 

Tokopedia bersama Narasi TV kembali menggelar acara kolaborasi bertajuk “ Ngobrol Aja Dulu #2: The Movie Agent”  yang digelar pada Kamis, 28 Maret 2019 kemarin. Pada edisi kedua kali ini, Tokopedia dan Narasi TV mengundang sosok-sosok pegiat dan pemerhati sinema Indonesia seperti yaitu Ernest Prakasa (Aktor, Penulis, dan Komedian), Sheila Timorthy (Produser), dan Triawan Munaf (Kepala BEKRAF Indonesia) untuk berbagi insight seputar seluk beluk belakang layar dan masa depan perfilman Indonesia. Pun acara ini dimoderatori oleh Stephanie Yosephine a.k.a Teppy yang juga hobi bercuap-cuap seputar film di dalam blog-nya.

 

(Kiri ke kanan: Triawan Munaf, Ernest Prakasa, Sheila Timothy, Stephanie Yosephine.)

 

Pada sesi bincang pertama, Sheila Timothy berbagi cerita mengenai awal mula ia turun ke industri film. Sebelum debutnya sebagai produser dalam film “ Pintu Terlarang”, Mbak Sheila atau yang akrab disapa ‘ Lala’ sudah terlebih dahulu terjun dalam industri kreatif periklanan. Siapa sangka, suatu pertemuan dengan sutradara Joko Anwar membuatnya jatuh cinta pada industri film Indonesia. Lala pun mulai turun sebagai produser dan mendirikan rumah produksi LifeLike Pictures.

 

“ Sekali masuk ke film gak bisa keluar lagi.”

 

- Testimoni Lala Timothy, yang dengan senang hati terjebak dalam pusaran perfilman Indonesia.

 

Dalam sesi ini, Lala juga berbagi seputar kehidupan belakang layar, khususnya sebagai produser. Fungsi utama produser, menurut Lala, adalah untuk melakukan manajemen dalam setiap elemen produksi—mula dari manajemen ide, uang, dan waktu. Dan bagi Lala, seorang produser haruslah orang yang jago multitasking, karena produser memiliki banyak role dalam sekali waktu. Jadi, penting bagi seorang produser untuk memiliki wawasan yang luas di luar film. Menanggapi kegalauan para aspiring filmmakers yang mau tapi malu buat jadi produser, Lala memberi solusi simpel yaitu dengan mulai mencari tahu jobdesk seorang produser. Intinya, mulai aja dulu.

 

Kemudian, sesi kedua dilanjutkan oleh diskusi santai dan ketawa-ketiwi bareng Ernest Prakasa.  Bakat lucu Ernest ternyata memang sudah dipupuk dari kecil. Saat kecil, Ernest sudah dicekokkan oleh kaset-kaset lawak dan sitcom-sitkom komedi. Awal karir Ernest dalam industri hiburan dimulai dari keberaniannya untuk ikut audisi Stand Up Comedy. Dari sana, karir Ernest berlanjut ke penulis skenario, hingga sutradara film.

 

Saat berbincang seputar rumus ‘ mulai-dari-mana’, Ernest mengaku bahwa Youtube adalah guru dari segala guru. Pengetahuannya tentang film Indonesia diambil dari studi literatur melalui buku dan video Youtube.

 

“ Sayang kalo Youtube dipake buat nonton yang aneh-aneh, dipake nonton Atta Halilintar. Sayang.”

 

- Sabda Ernest Prakasa.

 

Namun, Ernest mewanti-wanti bahwa menjadi seorang sutradara itu bukanlah hal yang mudah. Pasalnya, salah satu tugas berat sutradara adalah me-manage orang. Jadi, seorang sutradara adalah seseorang yang dapat membangun suasana atau hubungan yang baik dengan semua kru. Namun, industri film memanglah industri yang bikin nagih. Terbukti dari Ernest yang rajin melahirkan film-film akhir tahun. So, tips nomor satu ya tetep: jangan takut buat nyoba.

 

Lalu, bincang sesi terakhir diisi oleh Bapak Triawan Munaf selaku kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BEKRAF). Pada bincang ini, Triawan Munaf menyatakan bahwa Bekraf kedepannya akan memprioritaskan industri ekonomi kreatif Indonesia, khususnya dalam sektor film. Seperti yang sudah kita tahu, pemerintah mencabut nama Indonesia dari Daftar Negatif Investasi Asing pada 2016 lalu, yang artinya, peluang investor asing untuk masuk menjadi lebih besar. Peraturan ini juga berdampak pada meningkatnya jumlah layar bioskop di Indonesia sebanyak 150% dibanding tahun 2016.

 

Nah, selain kedua hal di atas, masuknya investasi asing juga berarti semakin banyaknya jalur-jalur investasi yang bisa ditempuh oleh para pejuang film aka produser. Buat calon-calon produser yang kepingin memvisualisasikan naskah di kepalanya, kalian bisa mulai melakukan pendekatan dengan calon-calon investor yang berbaik hati, bisa dari lingkungan terdekat yaitu keluarga, ataupun badan swasta yang tertarik melakukan investasi. Yang penting adalah, jangan mudah menyerah untuk mempersuasi dan meyakinkan para calon pemberi modal. Karena, mengutip kata Lala Timothy, industri film itu isinya penolakan terus.

 

Tapi tenang aja, akan selalu ada harapan kok untuk dunia perfilman Indonesia. Terbukti dari adanya peningkatan jumlah film nasional yang telah mengisi persentase 59% film di bioskop dibanding film-film asing, sesuai dengan data yang dikatakan Triawan Munaf. Suatu pencapaian yang hebat, mengingat industri perfilman Indonesia sempat mengalami masa keterpurukan pada beberapa tahun lalu.

 

Jadi, buat kamu-kamu para calon filmmaker yang masih bingung mau mulai dari mana, jawabannya adalah: mulai dari sekarang. Karena, dengan memulai aja, kita udah selangkah lebih maju dibandingkan sebelumnya. Betul enggak?

 

 

 

Kurnia Latif Maulani is currently balancing a campus life as an advertising student, a professional life as a freelance writer, and an alternate life inside her own head. You're always welcome to say hi on her Instagram (but beware of her spamming your timeline with cat videos)

Comments

Catherine Payne

Thank you for such an amazing and informative article! It’s useful to know how to continue small talk and eventually make it into a great conversation.

Ronald Chen

Catherine Payne

Thank you for your comment! I will publish more tips on social communication as well as some useful negotiation tricks so stay tuned!

Philip Bowman

Your tips helped me change my attitude to small talk, and I’m not avoiding them anymore. I hope to see more of such posts here in the future.

Send a Comment

NewsLetter

Keep up with our always upcoming product features and technologies.
Enter your e-mail and subscribe to our newsletter.